Kamis, 10 April 2014

Dua Jalan

Malam sudah terlalu ralut. Diandra tak kunjung tidur.   
Diandra tak kuasa menahan tangisnya. Aku sangat merindukanmu, batinya. kenapa kamu meninggalkanku?
 padahal ada yang ingin kukatakan padamu.
 Air mata itu tak lama mereda, Diandra pun tertidur.


*** 


aku dimana?. Tempat ini indah sekali.

"memang tempat ini indah". Aku Yogi berdiri dari duduknya.

Ayo aku ajak kamu jalan-jalan di taman ini. Diandra pun mengikuti Yogi.

mengapa muka kamu bersedih terus?

sudahlah jangan bersedih terus. Aku yakin orang yang kamu sayang tak ingin melihat kamu seperti ini. Tersenyumlah jangan menangis lagi. Semua ini sudah menjadi takdir yang kuasa.



 Yogi aku ingin mengatakan sesuatu padamu.......

Kembalilah, aku merindukanmu, aku ingin melihatmu lagi, jangan tinggalkan aku.

Diandra..panggil Yogi dengan lirih sambil menyeka air matanya.

Kamu tak perlu mengatakan apapun padaku, aku sudah mengetahuinya. Aku tak bisa kembali, tempatku disini. Jika kamu merindukan aku, lantunkan doa untukku.

Kalo gitu aku ingin ikut denganmu.Boleh kan?



 Tidak. Tidak boleh. Disini bukan jalanmu. Kamu belum waktunya berada disini. Kembalilah bersama mereka, bersama keluargamu, bersama sahabt-sahabatmu yang masih ada diduniamu. Berjanjilah setelah ini jangan bersedih lagi.



Tapi... aku mencintaimu, aku meridukanmu.

Diandra mengejar-ngejar cahaya putih yang semakin menjauh. Jangan tinggalkan aku.

'Diandra menangis'



Taklama Diandra terbangun. Kenapa itu hanya mimpi. Aku fikir itu kejadian nyata. Nafasnya tersengal-sengal seperti orang abis berlari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar